Muri bersekolah di SMA Veritas, salah satu sekolah swasta favorit di Jakarta, dimana banyak anak-anak pejabat dan pengusaha besar sekolah disitu. Di sekolah barunya sekarang dia lebih pasif, lebih mementingkan pelajaran daripada kegiatan ekstra kurikuler. Walau  begitu Muri tetap aja jadi populer. Dia langsung masuk ke dalam daftar “Most Favourite Girl” di SMA Veritas.

Nggak cuman itu. Predikat mantan kapten chers yang pernah membawa tim-nya juara membuat Muri didekati oleh Rahma, kapten chers SMA Veritas yang lebih dikenal dengan nama D’Vice. Rahma berharap Muri bisa masuk sebagai anggota D’Vice dan membantu tim chers itu mempertahankan gelar juara Cheerleaders se-Jakarta. Padahal Muri kan udah kelas 3 dan sebentar lagi mo ujian. Muri sebetulnya pengin membantu tim chers sekolahnya, tapi bukan dengan cara dia masuk tim atau terlibat di dalamnya...

Disisi lain, identitas Muri sebagai hacker rupanya mulai terendus pihak berwajib di Indonesia. Dengan mengantungi identitas Muri, Indra yang merupakan salah seorang agen intelejen memaksa Muri untuk menerobos sistem komputer sebuah bank Rusia yang keamanannya hampir mustahil untuk ditembus. Tujuannya untuk mendapatkan kembali rahasia negara yang telah tersimpan selama lebih dari 40 tahun bank tersebut! Muri harus melakukannya dibawah resiko penangkapan polisi yang udah mengetahui identitasnya sebagai hacker.

Semua itu membuat Muri serba sibuk. Belum lagi, sebagai seorang gadis remaja, Muri mencoba memenangkan hatinya untuk cowok yang benar-benar dicintainya....
Continue >>>



Kematian Jang Dae Gwan, seorang pria karismatik berusia lima puluh sembilan tahun itu meninggalkan banyak teka-teki dalam keluarga Jang. Tidak hanya itu, kesedihan juga meliputi rumah keluarga Jang di Indonesia. Begitu mendengar kabar ini, Jang Min Ho, putra sulung Jang Dae Gwan yang berprofesi sebagai jurnalistik di New York segera pulang ke Indonesia.
Jang Min Ho merupakan putra sah dari Jang Dae Gwan. Ibunya telah meninggal. Setelah itu, dia menetap di New York dan bekerja di sana. Dia sangat bertolak belakang dengan adiknya, Min Hwan, karena seluruh sifat baik ayahnya ada dalam dirinya; wajahnya, kepribadiannya, kepandaiannya dan sebagainya.
Jang Min Hwan, seorang yang selalu bersikap dingin pada keluarganya di Indonesia. Ia masih tidak menerima perlakuan ibu kandung Min Ho lima belas tahun yang lalu. Ia merasa dijadikan seperti bola ping pong. Ia diambil oleh Jang Dae Gwan sewaktu kecil agar hidupnya terjamin, lalu dia diusir oleh ibu kandung Min Ho yang tidak senang atas kehadiran Min Hwan di rumah mereka. Karena Jang Min Hwan adalah anak haram dari Jang Dae Gwan dengan seorang hostess di Korea. Lalu, setelah kematian Jang Dae Gwan, ia dipanggil kembali untuk membicarakan masalah wasiat. Dengan sangat terpaksa, ia pulang ke Indonesia atas permintaan ibu kandungnya.
Adena, seorang putri tunggal dari orang kepercayaan Jang Dae Gwan, Gatot, mengenal keluarga Jang sejak dia masih kecil. Ia sangat mengerti bagaimana sikap kedua tuan mudanya itu. Ia sangat senang ketika Jang Min Ho pulang ke Indonesia, karena dia memiliki sebuah impian di masa kecilnya. Rasa senang Adena sedikit terkikis setiap kali mengingat sikap Min Hwan yang selalu dingin padanya. Padahal, dia sangat ingin bersatu seperti apa yang terjadi di masa kecil mereka bertiga, selalu bersama-sama. Namun, ia tetap berusaha membuat hati Min Hwan luluh, hingga akhirnya perlahan-lahan mereka dapat kembali seperti dulu lagi.
Keharusan kedua tuan muda untuk kuliah di jurusan bisnis, membuat Jang Min Ho harus merelakan profesi yang amat dicintainya. Sedangkan Jang Min Hwan dibuat kesal karena harus belajar Bahasa Indonesia yang amat tidak ia ingini. Tapi, seiring berjalannya waktu, Min Hwan menjalani hari-harinya seperti biasa, tentu saja dengan bantuan Adena.
Sampai akhirnya hari itu tiba. Sebuah rahasia besar yang tidak diduga-duga menguak ke permukaan. Menghancurkan segalanya. Menghancurkan segala sesuatu yang telah dibangun oleh Jang Min Ho, Jang Min Hwan dan juga Adena dengan sebuah harapan. Dendam itu muncul kembali.
Nasib.
Ketetapan Tuhan.
Sesuatu yang tidak bisa diubah dengan tangan manusia.
Jalan-jalan ke toko buku itu memang hobi saya yang tidak pernah bisa diganggu-gugat. Apalagi kalau saya mampir ke rak yang berisi novel-novel. Mengamati satu per satu apa yang ada di rak buku itu. Dan akhirnya saya tertarik pada sebuah novel bercover merah muda dengan gambar norigae di sana. FATE. Saat nasib mempertemukan kita. Dengan rasa penasaran yang besar saya mengamati novel yang masih terbungkus rapi itu. Saat saya melihat sinopsis di cover belakang saya semakin tertarik karena mengandung unsur Korea. (Kebetulan saya suka dengan sesuatu yang mengandung unsur Korea).
Orizuka bukanlah sebuah nama yang asing bagi penggemar novel. Karena ia telah mengarang sebuah novel berjudul Summer Breeze yang telah diangkat menjadi sebuah film. Dan pada kenyataannya saya suka dengan novel tersebut. Jadi, sewaktu saya melihat nama pengarang novel ini, saya semakin mantab untuk membacanya. Novelnya Kak Orizuka memang bagus-bagus. Hehehe…  :)
Dalam novel ini, Orizuka sangat piawai dalam menceritakan setiap keadaan, karakter/tokoh dan menambahkan banyak unsur Bahasa Korea yang membuat novel ini menjadi berbeda dengan novel lainnya. Bahasanya juga mudah dimengerti dan asyik. Seakan-akan, pembaca dibawa masuk ke dalam cerita ini dan melihat apa yang terjadi di dalam sana. Lain kata, saya seperti menonton sebuah Korean Drama yang dikemas dalam bentuk tulisan, tapi saya merasakannya seperti kenyataan. Selain itu, karakter Adena yang nyaris mirip dengan saya sendiri – sangat menyukai boyband/girlband Korea dan lain-lain – juga membawa kesan tersendiri bagi saya.
Yang hebatnya, saya sukar menebak apa yang akan menjadi ending dari cerita ini. Awalnya, saya kira begini, tapi ternyata masih banyak masalah yang datang lagi. Sampai akhirnya saya dibuat sesak nafas dengan endingnya yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Tapi, itulah yang membuat novel FATE ini menjadi sangat-sangat-sangat-sangat menarik. Orizuka dengan mudahnya membuat perasaan saya terombang-ambing saat membaca novel ini. Kadang geregetan, kadang bisa ketawa sendiri, kadang bisa sedih dan lain-lain.
Continue >>>

baca novel meningkatkan daya imajinasi


Banyak orang bilang baca novel itu bikin pushing , tapi bagi penggila novel ,, baca novel itu menghilangkan pushing . Saat membaca novel semua permasalahan yang kita hadapi sejenak terlupakan. kita hanya terkonsentrasi pada apa yang kita baca. Semua pikiran kita tercurahkan pada ceritanya. Saat membaca kita seperti terbawa alur. Kalau kita menghayati ,, saat membaca ceritanya kita akan tersenyum, tertawa, bahkan menangis. Kita seperti sedang nonton sebuah film dalam pikiran kita.
Continue >>>
 

enjoy with novel ♣ ♣ ♣ Mamanunes Templates ♣ ♣ ♣ Inspiração: Templates Ipietoon
Ilustração: Gatinhos - tubes by Jazzel (Site desativado)